MOHON MAAF DILARANG MENCOPY-PASTE ARTIKEL DISINI

Selasa, 14 April 2009

TUGAS ARTIKEL SISWA KELAS XI TP 2008-2009

TUGAS SISWA
SMA NEGERI 1 TAMBAKBOYO
YANG KAMI TERBITKAN ADALAH YANG ADA KAITANNYA DENGAN KABUPATEN TUBAN


1. SERBA- SERBI YANG ADA DI KABUPATEN TUBAN


SIWALAN
Melewati pesisir utara pada jalan keluar masuk wilayah Tuban kita bisa melihat tanaman keluarga palem yang pohonnya setinggi pohon kelapa. Inilah pohon siwalan yang oleh masyarakat setempat disebut “bogor”. Tanaman siwalan ini menampilkan keindahan tersendiri karena daunnya yang serupa jari terletak pada ujung pelepah. Buahnya yang besar- besar terikat pada malai sangat serupa dengan susunan buah kelapa. Tanaman ini kelihatan sangat cocok tumbuh di wilayah Tuban karena keadaan iklimnya yang kering sehingga rumpun tanaman siwalan ini meyerupai rumpun pohon kurma pada oasis gurun pasir. Dari letaknya yang berserakan tidak teratur, tanaman siwalan kelihatan tidak sengaja di tanam, namun keberadaanya nampak mendatangkan manfaat bagi petani pemilik lahan. Produk- produk yang dihasilkan dari pohon siwalan, seperti buah siwalan, legen, dan tuak sangat nyata nampak terpajang di warung- warung di sepanjang jalan keluar masuk Tuban baik dari arah Semarang, Surabaya, dan terutama dari arah Bojonegoro. Buah Siwalan berbentuk bulat dengan diameter antara 8 sampai dengan 15 cm kulit berwarna hitam dengan ujung dan pangkalnya berwarna hijau. Buah- buah terangkai sepanjang malai yang bisa berisi sampai 8 buah. Berbeda dengan buah kelapa yang setiap buahnya hanya mengandung satu lembaga, buah siwalan selalu mempunyai tiga lembaga. Setiap lembaga berada dalam tempurung sendiri- sendiri yang didalamnya terdapat daging buah muda dimanfaatkan untuk makanan seperti layaknya kelapa muda. Buah tua sudah tidak bisa dimakan karena kekerasan dan kekenyalannya melampaui kekuatan kita untuk mengigit dan mengunyah. Buah muda dipotong kecil- kecil, dimasukkan dalam sirup dan dimakan seperti layaknya makan kelapa muda, Daging buah dan air siwalan mempunyai rasa khas yang tidak terlalu kuat, Buah siwalan ini sangat laku pada bulan puasa untuk disajikan sebagai minuman berbuka puasa. Meskipun ada orang menjual gula siwalan, namun ternyata legen lebih menguntungkan dan lebih mudah laku bila dijual sebagai legen daripada diolah lebih lanjut menjadi gula. Menurut penuturan beberapa pedagang dan pemilik pohon siwalan, bunga siwalan lebih menguntungkan kalau di “deres” atau diambil niranya dibandingkan kalau dibiarkan untuk tumbuh menjadi buah. Selain karena nira akan terus keluar setiap hari untuk jangka waktu yang bisa sampai 5 bulan juga legen atau tuak siwalan lebih mudah laku dibandingkan dengan buahnya. Bila pohon siwalan dideres untuk menghasilkan nira hampir selalu tidak kelihatan keberadaan buah pada pohon- pohon tersebut. Buah siwalan muda dipetik dalam bentuk “janjangan” yang artinya beberapa buah masih kuat melekat pada malainya. Buah ini tahan cukup lama yang umumnya lebih dari satu minggu sehingga jangkauan pasarannya pun bisa lebih jauh.

MENDERES
Menderes ialah mengambil nira dengan cara melukai tangkai bunga. Pohon siwalan mempunyai bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan menurut istilah setempat disebut”wolo”. Dari wolo inilah nira dihasilkan yang bisa menjadi legen atau tuak dan bila diproses lebih lanjut juga bisa dihasilkan gula siwalan. Bila dideres untuk menghasilkan legen , buah yang tumbuh dari bunga betina tidak dibiarkan membesar tetapi dirusak dengan cara ditekan dengan jari pada bagian tangkai bunga yang kelihatan akan keluar buahnya. Setiap hari bersamaan dengan memanen legen petani juga menekan bunga betina tersebut sampai dipastikan tidak bisa membesar lagi. Dari ujung wolo yang dilukai dengan cara mengeratnya keluarlah nira tetes demi tetes yang ditampung dalam semas bambu yang disebut “bethek” atau “tadong”. Ukuran bethek atau ruas bambu ini cukup besar untuk menampung sekitar 4- 5 liter nira. Bethek diikaykan pada malai atau dengan bahasa setempat disebut “mancung” dan dibiarkan Selma sehari. Hari berikutnya hasil deresan dipanen dan bethek diganti dengan yang kosong untuk penampungan selanjutnya, supaya hasil deresan tetap deras mengalir maka ujung wolo kembali dikerat lagi seperti hari sebelumnya. Demikianlah secara terus menerus siklus penderesan yang dilakukan pada satu wolo. Sebuah mancung bisa berisi 2- 3 wolo dan hanya satu yang dideres. Satu pohon yang besar bisa mempunyai 5 sampai 6 wolo yang bisa dideres. Bunga betina tidak dibiarkan untuk berkembang dengan cara dipencet sampai lunak yang dilakukan sedikitnya 4-5 hari berturut- turut.
Berbeda dengan derasan dari bunga kelapa ( manggar) yang mengeluarkan nira lebih banyak pada musim penghujan, deresan bunga siwalan mengeluarkan legen banyak pada musim kemaraubisa mencapai 1 liter untuk setiap tangkai bunga dibandingkan ¼ sampai ½ liter yang dihasilkan pada musim penghujan.

LEGEN DAN TUAK
Legen dan tuak berbentuk cair yang warnanya putih kekuningan dimanfaatkan untuk minuman. Rasa khas legen siwalan ialah manis, sedikit rasa gurih yang khas ditambah dengan sensasi rasa “sriwing- sriwing”. Tuak mempunyai rasa sedikit manis khas seperti legen ditambah aroma fermentasi alcohol dan laktat. Tergantung umur tuak, tuak tua lebih terasa asam dan alkoholnya namun kurang rasa manisnya.perbedaan antara legen dan tuak ialah adanya proses fermentasi pada nira atau lebih tepatnya seberapa jauh proses fermentasi telah berlangsung. Legen adalah nira yang belum mengalami atau baru sedikit mengalami fermentasi sedangkan tuak adalah nira yang sejak nira menetes ke dalam bethek langsung difermentasi dengan pemberian starter berupa tuak sebanyak ½ gelas.Perkiraan tentang kadar alcohol dalam tuak antara 2-4 % sedikit dibawah kandunganmya dalam bir. Sensasi sriwing- sriwing keberadaan gas di dalam tuak umumnya lebih terasa dibandingkan dengan pada legen. Minum legen dalam jumlah banyak tidak menimbulkan efek apapun uga sedangkan minum tuak lebih dari 2 centhak dapat menimbulkan rasa sedikit ringan atau melayang dikepala. Dari informasi orang- orang yang dihubungi, belum pernah ada kasus orang mabuk karena terlalu banyak minum tuak. Ini disebabkan karena tuak mempunyai sifat “ filling “ yang membuat sensasi rasa kenyang sebelum dosis mabuk dilampaui. Legen yang banyak dijual dipinggir jalan kebanyakan tidak murni karena legen murni jauh lebih kenthal. Beberapa orang menuturkan legen tersebut sudah diencerkan dan diolah supaya lebih awet. Ada juga yang mengatakan air rebusan daun siwalan yang ditambah gula juga bisa menghasilkan cairan seperti legen pinggir jalan tersebut. Penggunaan pemanis buatan ”sakarin” juga dikhawatirkan ikut mewarnai bisnis legen buatan ini. Pada saat kami ikut mencoba minum legen pinggir jalan tersebut memeng terasa kekhasan rasa pemanis ini ternyata diperkuat oleh cerita beberapa orang. Kami berhasil mendapatkan legen yang berasal dari kebun keasliannya lebih terjaga. Legen ini bisa bertahan selama 3 hari di suhu ruangan dan mampu bertahan jauh lebih lama bila disimpan pada suhu dingin. SSi penjual menceritakan proses pembuatannya sebagai berikut. Bethek yang digunakan untuk menampung legen harus ekstra bersih dan penampungan tidak boleh lebih dari 24 jam. Segera setelah legen dipanen harus segera dididihkan supaya tidak kecut dan bisa tahan lama. Kalau perlu pada pendidihan juga ditambahkan kapur. Legen yang dibuat dengan cara ini berwarna putih hampir menyerupai susu yang diencerkan dengan air. Rasanya manis khas legen siwalan dan segar dengan sedikit rasa masam.


2. SOSAPU = SIDAGURI SEBAGAI OBAT REMATIK DAN ASAM URAT


Dimanado namanya sosapu. Dijawa sodaguri. Masyarakat diberbagai daerah mengenal tumbuhan ini sebagai pengganggu tanaman dihalaman. Padahal masyarakat India memakainya sebagi obat reomatik yang mampu mengatasi kelebihan asam urat lazim disebut gout.

Bunganya memang kuning dengan penampang bergaris tengah 2 – 2,5 cm. bunga-bunga itu tumbuh diketiak daun, bentuknya bulat telur. Kelopak bunga hijau muda, terbagi lima dan berujung runcing. Tangkai putiknya satu berwarna kuning, buah muda berwarna kuning dan berubah hitam setelah tua. Meskipun tinggi sidaguri baru 1 m, tetapi tampak jelas bahwa batangnya berkayu, bulat, dan berwarna putih kehijauan. Ia tumbuh menyemak serta memperbanyak diri melalui anakan. Tinggi tanaman dewasa sekitar 2 m, kalau dicabut, tampaklah akar tunggangnya yang putih kotor.

Asam urat sebenarnya bukan rematik. Gout alias asam urat terjadi lantaran kelainan metabolisme dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan asam urat. Sedangkan reumatik muncul karena adanya peradangan pada sendi. Kehadiran asam urat dalam tubuh normal karena ia merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Purin ini bias berasal dari dalam tubuh maupun masuk melalui jenis makanan yang dikonsumsi.

Enzim penting yang berperan dalam sistensis asam urat ini ialah xantin oksidase. Tanpa bantuan enzim ini, asam urat takkan terbentuk, jadi semakin banyak enzim xantin oksidase, kian besar kemungkinan serangan Gout. Soalnya, xantin oksidaseini akan berubah menjadi asam urat. Enzim inilah yang digempur sidaguri.

Informasi positif dating dari Dr. Setiawan Dalimarta. Anggota IDI Cabang JAKARTA ini menyebutkan sidaguri sering dipakai mengobati reumatik. Secara tidak langsung juga mengobati asam uart. Rebusan daun sidaguri bermanfaat mengurangi rasa sakit reumatik Gout itu.

Pendiri himpunan pengobatan tradisional dan akupunktur se- Indonesia ini menduga, kandungan polifenal dan flavonoid pada akar bersifat deuretik. Asam urat akan luruh dan terbuang bersama urine. “ ada senyawa steroid yang mampu meringankan rasa sakit akibat serangan asam urat, “ kata Dr. Setiawan. “ selain itu ia juga mengandung efedrin, yang bias melegakan nafas. Itulah sebabnya sidaguri juga digunakan untuk mengobati asma,” tambahnya.

3.“Putri Asih” Elok Nan Mistis

Warga Tuban atau bahkan daerah lain mungkin sudah mengetahui keberadaan Gua Akbar.Letaknya mudah di jangkau karena berada di tengah-tengah kota.Selain mudah di jangkau,gua tersebut juga memiliki keindahan yang maha dahsyat karena terdapat stalagmit dan stalagtit di dalam gua tersebut.
Namun,keindahan Gua Akbar kini akan terpecahkan dengan kemunculan Gua Putri Asih.Gua yang terletak di desa Nguluhan,Kecamatan Montong ini sungguh menakjubkan warga Tuban dan sekitarnya.Bahkan,warga dari daerah lain dan warga negara asing juga sangat terpesonabegitu melihat gua tersebut.Memang masih banyak yang belum tahu secara langsung keindahan gua nan elok itu.Warga bisa membayangkan betapa indah gua tersebut jika di pandang mata.
Begitu masuk ke dalam gua tersebut,pengunjung pasti akan di sambut dengan batu stalagmit dan stalagtit yang masih natural.Selain itu,pengunjung juga akan di suguhi kristal-kristal dengan bermacam bentuk di dinding-dinding gua tersebut.Bahkan,terdapat juga dinding-dinding yang mirip selendang dan lampu hias serta kain korden.Sungguh menakjubkan.

10 Ruang
Di dalam gua tersebut terdapat beberapa ruang.Di perkirakan jumlah ruangan seluruhnya sekitar 10 ruangan.Namun dari ruang sebanyak itu,baru 3 ruang yang boleh di masuki.Sedangkan yang lain tidak di perbolehkan lantaran takut di rusak oleh si tangan-tangan jahil.Selain itu,gua tersebut juga akan di benahi.
Kendati demikian,hanya orang-orang “penting” saja yang di perbolehkan masuk ke dalam ruang gua tersebut.Konon,adik Megawati Soekarno Putri,Sukmawati pernah masuk ke dalam gua tersebut.Bahkan ada nama-nama pejabat penting di pemerintahan pusat yang pernah menengok gua tersebut.Di dalam banyak ruang di gua itu,ada ruang ke sembilan yang memiliki jalan tembus.Namun,jalan menuju lorong tersebut terpaksa di tutup kembali.Alasanya,di khawatirkan terdapat risiko-risiko yang tidak di inginkan apabila masuk jalan tembus itu.
Orang yang kali pertama memasuki gua tersebut adalah Judi.Dia masuk ke dalam gua via lobang berdiameter 30 cm dan kedalaman 18m bersama 3 temannya.Tak ada perasaan sedikitpun dari keempat orang itu.Bahkan,ketika memasuki gua tersebut dia hanya berbekal senter untuk menerangi gelapnya gua dan seutas tali.Padahal,tak menutup kemungkinan,di dalam gua tersebut terdapat ular yang berbisa dan binatang berbahaya lainya.
Sekilas mata memandang,gua tersebut kelihatan bersih.Padahal,banyak orang yang masuk dan melihat,namun tempat tersebut cukup terjaga kebersihanya.Bahkan,beberapa ruang di dalam gua itu mengeluarkan aroma wangi,seperti ruang kedaton dan ruang III.Menariknya lagi,gua ini berbeda dengan gua-gua lain. Sebab,tidak terdapat kelelawar yang biasanya menempel di langit-langit gua.

Putri Asih
Karena keindahan itulah,warga sekitar gua memberikan nama kepada gua tersebut Gua Putri Asih.Sebelumnya,gua itu hanya di beri nama gia Putri,namun setelah diadakan musyawarah bersama dengan warga Tuban,maka sepakat gua tersebut di beri nama Gua Putri Asih.Tampaknya,nama tersebut membawa berkah.Sebab,begitu di buka,gua ini mampu menyedot banyak pengunjung.Konon,para pengunjungnya tidak hanya dari Tuban atau daerah Lain.Namun,sudah merembet sampai ke manca Negara,seperti Inggris dan Jerman.Tampaknya,para wisatawan asing juga terpukau oleh keunikan dan keindahan gua itu.”Pengunjung tidak hanya datang dari luar pulau saja,namun juga luar negeri”tutur Suryanto,salah satu pemandu wisata dari perhutani KPH Parengan ini.
Gua Putri Asih di perkirakan memiliki luas sekitar 4 ha. Setiap lorong dan ruangan terdapat stalagtit dan stalagmit. Selain itu,flow stone,soda straw serta ornament-ornamen lainya,seperti gordyn,helekit,hesentrik,calcite floor dan pilar.”Diduga,gua ini memiliki ornament terlengkap di Tuban,bahkan,Indonesia,”jelas Suryanto menirukan salah satu anggota tim dari Yayasan Acintyacunyata,Yogyakarta,Ir.Baryandoko F,yang pernah mengadakan penelitian di gua tersebut.
Apabila dilihat dari luar,sebenarnya tidak ada yang super istimewa dari gua tersebut.Sebab,di luar hanya pemandangan pohon jati dari sebuah hutanyang masuk wilayah KPH Parengan.Tapi,karena terdapat kelebihan di dalamnya,sehingga gua tersebut menarik perhatian setiap pengunjung.
Keindahan gua yang satu ini memang punya sedikit cerita tersendiri.Sebab,banyak pengunjung yang memanfaatkan gua tersebut untuk acara ritual yang berbau keagamaan,misalnya mengadakan tahlil dan sekaligus mengambil airnya untuk di gunakan sebagai obat.Konon,air yang terdapat di stalagtit dan stalagmite gua ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.Jika penasaran bisa di buktikan langsung.Kalau memang ada khasiatnya tidak perlu banyak di percaya.”Konon,air gua tersebut punya nilai mistis untuk pengobatan,”tutur warga sekitar

Non Teknis
Karena factor “Non Teknis”itulah,sehingga gua tersebut banyak di kunjungi orang.Bahkan,pengunjung yang datang per harinya bisa mencapai ratusan.Apalagi,menjelang liburan sekolah atau hari-hari besar.Dengan banyaknya pengunjung tersebut,bisa memberikan berkah tersendiri bagi pedagang.
“Dulu sebelum di temukan gua tersebut,saya hanya untung beberapa ribu saja.Namun,setelah ada gua ini,keuntungan bisa berlipat ganda,”kata Ny.Mariyem(40),salah satu pedagang minuman di kawasan tersebut.
Namun,saying promosi untuk gua yang satu ini tidak sedahsyat Gua Akbar.Sebab,untuk menjual nama dari Gua Putri Asih,baru sebatas “bibir ke bibir”.Pendeknya,masyarakat hanya menginformasikan gua tersebut dari satu orang ke orang lainnya.
Misalnya,untuk memberikan arah ke gua itu hanya didirikan sebuah plang papan nama.Akibatnya,agak menyulitkan bagi para pengunjung yang ingin berekreasi atau mengadakan penelitian.
Namun,masyarakat yang belum pernah melihat langsung gua tersebut tidak perlu khawatir untuk bisa menuju ke tempat itu.Pasalnya,selain jalanya tidak terlalu jauh,tempat tersebut bisa di tempuh dengan alat transportasi umum.Misalnya,angkudes.Untuk lebih jelasnya,pengunjung bisa naik angkudes jurusan Merakurak-Montong-Ngindahan dengan jarak tempuh sekitar 35 km dan hanya dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp.3.000-Rp.4.000.Jalan yang menuju tempat itu di jamin beraspal dan mulus. Namun,setelah tiba di Ngindahan,para wisatawan terpaksa harus turun dan berjalan kaki sekitar 2 km dengan jalan yang tidak beraspal atau macadam.
Sedangkan,kalau wisatawan ingin berangkat dari Bojonegoro,mereka bisa naik angkudes dan menempuh jalur atau melewati Perengan-Jojogan(Singgahan)-Ngindahan dengan jarak tempuh sekitar 38 km.Dari jalan menuju ke arah tersebut relatif cukup bagus. Semoga para wisatawan bisa berekreasi dengan keluarga atau pacar sekaligus mengenal lebih jauh Bumi Ronggolawe.

4.MANISNYA MANFAAT MADU
Di balik manisnya, madu mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Selama ini kita mengenal madu sekedar sebagai bahan makanan, sebagai olesan roti atau penambah rasa dalam berbagai masakan.
Madu adalah salah satu jenis makanan tertua yang bermanfaat bagi kesehatan. Tak hanya itu, karena manfaat yang beraneka ragam, ada yang menyebut madu sebagai zat yang ajaib. Penyebutan itu tak salah. Menurut hasil penelitian, madu merupakan sumber energi yang bekerja secara cepat.
Madu adalah makanan pembentuk energi yang di buat oleh lebah madu, dengan cara menghisap cairan madu bunga. Kandungan mineral madu berbeda-beda bergantung sumber-sumber mineral dalam tanah tempat tumbuhnya bunga yang di sedot lebah madu. Sampai sekarang madu tetap di pandang sebagai satu-satunya makanan dari alam, sumber panas dan energi, dimana hanya kurma yang dapat mengalahkan keampuhanya. Rasa manis madu di sebabkan oleh gula yang terkandung di dalamnya.
Madu mengandung energi yang bekerja membantu memelihara kelancaran kerja saluran pencernaan makanaan. Mineral yang terkandung di dalam madu antara lain tembaga, zat besi dan mangan. Ketiganya merupakan unsur pembentuk komponen darah. Jumlah mineral yang terkandung itu memang lebih jauh lebih sedikit bila di bandingkan dengan yang terkandung di dalam susu atau daging. Namun dengan mengonsumsi madu secara teratur, maka mineral yang terkandung di dalamnya dapat memenuhi sel tubuh manusia. Yang juga menarik untuk di ketahui, ternyata serbuk sari bunga yang terdapat di dalam madu mengandung vitamin c dosis tinggi. Namun karena itu keberadaan benang sari itu menyebabkan kekerutan dan tampak kotor, para konsumen tidak menyukainya. Akhirnya, dilakukan proses penyaringan pada salah satu tahap penyiapan madu. Dengan demikian, madu hasil penyaringan menjadi kehilangan vitamin c.
Kandungan gula menyebabkan madu menjadi sumber energi yang kuat, dan lebih unggul di banding gula biasa. Hal itu di sebabkan oleh proses metabolisme yang berlangsung cepat dan tidak menimbulkan efek ketagihan.

5.SANDUR
Sandur merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional kerakyatan yang sampai saat ini masih hidup dan terpelihara, serta dipercaya mempunyai kekuatan magis bagi masyarakat pendukungnya, khususnya masyarakat desa Yungyang. Kesenian yang konon lahirnya pada masa penjajahan Belanda itu, sampai sekarang tetap hidup, terpelihara, dan berkembang, serta eksistensinya.
Sandur merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional kerakyatan yang langka, bahkan dapat dikatakan hampir punah, mengingat durasi pemetasan kesenian tersebut semakin menurun. Sandur sebenarnya tidak hanya terdapat di wilayah Lamongan saja, tetapi juga terdapat di daerah-daerah lain, seperti daerah Bojonegoro, Probolinggo, Pamekasan, Bangkalan, Jombang, Surabaya, Tuban dan lamongan. Secara pragmatis menurut pengamatan penulis, dewasa ini di daerah, daerah yang disebutkan di atas, hampir tidak pernah ada durasi pementasan kesenian sandur tersebut. Jika dimungkinkan ada, maka durasinya sangat kecil bila dibandingkan dengan daerah Lamongan.
Kesenian sandur di daerah Lamongan ini mempunyai kesamaan dengan kesenian sandur yang ada di daerah lain (Tuban dan Bojonegoro). Kota sandur berawal dari sebuah artikel yang berjudul “Seni Sandur Saya Mundur”. Dengan kata lain bahwa sandur berasal dari kata mesisan ngedur atau beksan mundur, karena sandur dipentaskan samalam ngedur (semalam Suntuk)
Kesenian sandur merupakan kesenian yang terminologinya diambil dari anonym sandur : isane tandur (sa’wise tandur) yang berarti selesai bercocok tanam. Dengan kata lain bahwa seni sandur adalah satu bentuk ekspresi seni masyarakat agraris yang dilakukan selesai bercocok tanam. Disamping itu cerita yang ada dalam sandur, berbicara tentang gambaran kehidupan petani dalam menjalankan aktifitas agrarisnya.
Membicarakan kesenian tradisional kerakyatan yang berupan kesenian sandur. Seolah memasuki lorong gelap sejarah kesenian yang berbasis sinkeretisme ini. Kesenian yang terminologinya lahir di tengah masyarakat agraris ini hampir punah keberadaan dan eksistensinya. Sehingga perangkat dan materi pertunjukkannya banyak menyimbolkan idiom-idiom pertanian. Misalnya dalam dialog, pertunjukkan sandur cerita yang diangkat bertemakan sawah, ladang dan kehidupan para petani yang ada di pedesaan.
Sebelum kesenian ini dipentaskan, biasanya diadakan upacara ritual terlebih dahulu. Peristiwa tersebut merupakan bagian awal pertunjukkan atau pementasan, dengan kata lain ritual tersebut merupakan suatu bentuk mensucikan semua perangkat pertunjukkan yang berupa jaran kepang (kuda kepang), cemeti atau cambuk (bahasa jawa : pecut) instrument musiknya berupa gendang, jidor, cimplungan, tamborin, dan gamelan jawa diantaranya : kenong, kempol, gambar kayu, saron demung, saron barong, pun perangkat lainnya. Biasanya pencucian tersebut dilakukan tujuh gari sebelum pertunjukkan, dan dilakukan ditempat yang dianggap keramat atau yang dikeramatkan (dipunden).
Sebelum pementasan berlangsung, diawali prosesi ritual dengan pembakaran kemenyan atau dupa yang dilakukan seorang germo (pawing) sandur. Dalam adegan tersebut disertai mulut komat-kamit, tidak lain memberikan mantra pada alat-alat yang digunakan pada pementasan sandur tersebut, seperti barong, kuda kepang, cemeti dan alat lainnya, disamping ritual tujuh hari sebelum pertunjukkan. Kemudian dilanjutkan berbagai tembang-tembangan diantaranya : tembang kembang lombok, kembang ganggeng, kembang wijen, kembang glonggong, kembang girang, kembang klopo, kembang lampes, kembang jeruk, kembang putat, kembang pucang, dan lin-lainnya, yang kesemuanya berfungsi meminta bantuan para roh penunggu desa guna terselenggara dan suksesnya pertunjukkan kesenian tersebut.
Kesenian yang berbau magis ini, bersetting alam terbuka (tanah lapang) yang berbentuk segi empat, tiap sudutnya diberi tiang pancang dengan ukuran kurang lebih 1,5 m dan tiap-tiap tiang pancang tersebut diberi sesaji yang berupa kupat, lepet, janur kuning dan kembang wangi, khusus untuk kembang wangi dan kemeyan ditempatkan di sudut bagian Timur laut (jawa : pojok lor wetan) atau posisinya sebelah kanan pada waktu pertunjukkan serta diberi tambang sebagai pembatas antara penonton dengan arena pertunjukkan.
Kesenian yang berbasis di pedesaan ini, dalam mementaskan semua aktor yang terlibat tidak menggunakan alas kaki, dimana aktor-aktor tersebut terdiri dari dua aktor permpuan dan sebagian besar aktornya ialah seorang laki-laki, baik pemain teater maupun pemukul instrumennya.
Kesenian sandur selain menggunakan gerak (tari) juga menggunakan dialog yang menggunakan bahwa jawa campuran (bahasa jawa : ngoko dan kromo), disamping itu juga menggunakan tetembang (nyanyian jawa). Pertunjukkan sandur ini diawali dengan sebuah prolog yang akan dipentaskan, dilanjutkan dengan adegan tari jaranan yaitu sebuah tari yang intinya hanya sebagai pengisi waktu menunggu cerita inti sandur. Tarian tersebut jua diirngi dengan tembang-tembangan. Adegan ini dilakukan oleh dua orang laki-laki hingga ada yang sampai trance atau kesurupan, adegan macam inilah biasanya yang ditungu-tunggu masyarakat pendukungnya. Setelah permainan tari jaranan (kuda kepang) selesai dilanjutkan adegan yang disebut pentolan, sebuah adegan yang berisi lelucon. Usai adegan pentolan barulah memasuki acara utama sandur. Uniknya kesenian sandur ini, disamping bagi sarana hiburan masyarakat pedesaan juga sebagai sarana terapi berbagai penyakit.
Cerita kesenian tradisional kerakyatan ini mengambarkan kehidupan masyarakat petani, mulai dari membuka lahan, membersihkan lahan, masa bercocok tanam, pemeliharan tanaman, dan hingga pada akhirnya masa peran serta dilanjutkan pada proses pemujaan atau ritual kepada Dewi kemakmuran, sebagai ungkapan rasa syukur terhadap yang maha kuasa. Kemudian tokoh-tokoh dalam kesenian sandur pada pementasan tersebut, antara lain : Jasmirah, Balong, Petak, Jasmani, Pak Empang, Nyai Asil, Anton, Lithi, Pak Calak, dan seorang Germo. Dan tokoh tersebut merupakan tokoh absolute dipementasan sandur budi doyo, yang keberadaan dan eksistensinya di desa Yung Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan (letak kelahiran Gajah Mada, deklarator Sumpah Palapa)
Berkaitan dengan agenda pra pertunjukan, kesenian yang berbau magic diawali mulut komat-kamit membaca mantra dibarengi pembakaran kemenyan atau dupa yang dilakukan seorang Germo (pawing sandur), dengan tujuan mendatangkan roh atau danyang yang ada disekitar wilayah pertunjukan, guna membantu kelancaran, suksesnya pertunjukan. Kemudian dilanjutkan tembang-tembangan, tari jaranan yang menggunakan property kuda kepang, dan diakhir pra arena pertunjukan.
Cerita pertunjukan sandur tersebut menggambarkan seorang pengembara mencari pekerjaan, yang diperankan oleh tokoh Balong dan Pethak. Dalam pengembaraanya, kedua tokoh tersebut bertemu seseorang tokoh petani tulen, yang bernama Pak empang, dan sekaligus dijadikan anak, di lanjutkan dengan membuka lahan, menanam, hingga proses menetik hasilnya ()panen), diselingi acara ritual khitanan tokoh Pethak dan perkawinan pada tokoh Balong serta mendatangkan kesenian yang berupa seni tayub sebagai hiburan. Lebih jelasnya inti cerita kesenian sandur menggambarkan aktifitas masyarakat agrarisnya.
6.ASAL USUL KOTA TUBAN
Pada jaman dahulu kala sebelum ada desa Tuban, sudah ada desa Bogor kerep ( sekarang desa gedongombo ). Pada waktu itu ada seorang kakek yang bernama Mbah Tubani datang ke Desa Bogor Kerep. Mbah Tubani berasal dari Brang kulon ( jawa tengah ) ujung utara. Mbah Tubani diterima dengan senang hati oleh masyarakat Desa Bogor Kerep. Pada suatu hari Mbah Tubani mencari – cari tanah yang subur untuk bercocok tanam. Karena Desa Bogor Kerep banyak bebatuan, maka Mbah Tubani mencari tanah yang subur untuk bercocok tanam, tidak lama kemudian Mbah Tubani menemukan lahan yang diperkirakan cocok untuk bercocok tanam. Pada saat itu Mbah Tubani mengajak masyarakat Desa Bogor Kerep untuk menebang hutan. Teryata lahan tersebut sangat subur, akhirnya lahan tersebut diberi nama tegal ngabar diambil dari bahasa jawanya ( ngajak bareng – bareng ). Suatu ketika masyarakat Desa Bogor Kerep berunding mengangkat Mbah Tubani sebagai pemimpin Desa Bogor Kerep. Karena beliau sangat bijaksana. Dikemudian hari Mbah Tubani mengajak masyarakat membuat sumber di sekitar ladang pertanian tersebut. Setelah menemukan sumber air tersebut Mbah Tubani segera mengumpulkan orang – orang untuk diajak menggali. Galian itu hampir kurang lebih 10 m, tiba – tiba segumpal batu jatuh kedalam. Mbah Tubani menelusuri gumpalan batu yang masuk ke dalam tersebut. Ternyata didalam ada lubang, dan didalam lubang tersebut ada airnya. Sumber tersebut sangat aneh karena bentuk sungai itu seperti perempatan jalan yang menuju 4 arah, yaitu :
1. ke utara menuju ke laut ( pantai boom )
2. ke selatan menuju ke mbeti tembus goa ngerong ( rengel )
3. ke barat menuju srunggo – merakurak
4. ke timur menuju ke gunung sorowiti di ujung pangkah
Yang ke arah laut airnya tetap tawar dan tidak asin.
Karena rencana membuat sumur tersebut gagal, oleh Mbah Tubani sumur tersebut dinamakan gua ngabar ( sekarang gua akbar ). Tidak lama kemudian ada seorang nenek yang mencari Mbah Tubani di Desa Bogor Kerep. Yang bernama Mbok Rondho Kutho. Pada saat itu Mbah Tubani sedang menebang hutan pandan untuk membuat sendhang mongso. Jadi Mbok Rondho Kutho sampai lelah tidak ketemu di bilang mondar – mandir ( wira – wiri ). Tak lama kemudian Mbah Tubani bertemu Mbok Rondho Kutho di lokasi hutan pandan. Saat itu Mbok Rondho Kutho masih merasa lelah setelah bertemu Mbah Tubani karena mencari Mbah Tubani tidak ketemu. Maka Mbok Rondho Kutho meminta masyarakat Bogor Kerep beserta Mbah Tubani sekalian bahwa Desa Bogor Kerep supaya di ganti nama menjadi Desa Wire ( sekarang di wilayah Desa Gedongombo ). Permintaan Mbok Rondho Kutho tersebut di terima masyarakat. Pada saat itu Mbok Rondho Kutho di buatkan pesanggrahan didekat sendhang mongso dengan adiknya Mbak Kutho ( sekarang gang sadar kel.Sidomulyo ). Tak lama kemudian Mbah Tubani meninggal. Dimakamkan didekat sendhang mongso dam untuk menghormati Mbah Tubani maka Desa Bogor Kerep diubah menjadi Desa Tuban. Mbok Rondho Kutho diangkat masyarakat Desa Tuban menjadi pengganti Mbah Tubani. Suatu hari Mbok Rondho Kutho kedatangan satria dan para kerabatnya. Satria tersebut bernama HarioD Wacono. Putra Prabu Syailendra dari kerajaan mataram kuno. Tujuanya membantu membimbimg masyarakat Desa Tuban khususnya, memperluas wilayah Tuban.
Tak lama kemudian Mbok Rondho Kutho memberi perintah kepada Hario Dandhang Wacono untuk menebang hutan bagian selatan. Kemudian Hario Dandhang Wacono membuat pesanggrahan yang dinamakan sekar pethak di Desa Jarum sebelah timur. Dan membangun pesanggrahan yang dinamakan balai pesanggrahan untuk berkumpul masyarakat ( sekarang ada di Desa Perunggahan,kec.Semanding ). Pada saat itu para kerabatnya disuruh membuat sumur yang arahnya ke timur dan setelah menemukan sumber air, di gali ternyata airnya rasanya pahit. Kemudian dinamakan sumur pahit ( sekarang masih ada di Desa Penambangan kec. Semanding ). Lantas Hario Dandhang Wacono memerintah pindah penggalian ke arah barat. Disitulah para kerabatnya menemukan sumber air terang, kemudian digali bak air terang tersebut. Ternyata setelah digali sumbernya sangat luas seperti sendhang. Ada satu kerabat yang senang dengan munculnya sumber air tersebut hingga ingin masuk ke dalam sendhang tersebut. Kemudian setelah masuk orang itu hilang tanpa jejak dan akhirnya sendhang tersebut diberi nama sendhang mbeti. Karena menurut bahasa jawa diambil dari artinya yaitu “ kembet sampek mati ( mbeti )”. Tidak lama kemudian Hario Dandhang Wacono kedatangan seorang kakek ( resi ). Kakek tersebut membawa amanah dari Prabu Mataram Syailendra ( mataram kuno ). Yang perlu diberikan kepada Hario Dandhang Wacono, yang isinya Hario Dandhang Wacono diangkat menjadi adipati Tuban untuk memperluas wilayah mataram Syailendra ( mataram kuno ). Dan diberi tugas yaitu batas – batas yang telah ditentukan oleh prabu syailendra :
1. batas sebelah selatan – Ngawi sampai mojokerto
2. batas sebelah timur – gresik
3. batas sebelah utara – tuban
4. batas sebelah barat – lasem
oleh prabu syailendra adipati hario dandhang wacono diberi tambahan nama menjadi ki ageng papringan.
Kemudian adipati hario dandhang wacono mengundang sesepuh tuban khususnya mbok rondho kutho dan masyarakat tuban. Bahwa desa tuban ini dijadikan kota tuban dan diresmikan oleh mbok rondho kutho sebagai sesepuh desa tuban. Pada zaman dahulu adipati tuban masih menguasai 3 wilayah yaitu tuban,bojonegoro dan lamongan. Pada tahun 1892adipati tuban dirubah belanda menjadi kabupaten, bojonegoro menjadi karesidenan dan lamongan menjadi kabupaten.
Yang menjadi adipati tuban dari 1 sampai 33 dan mulai nomor 34 sudah nama bupati :
Nama Bupati Tahun pemerintahan Tempat di semayamkan
1. Hario Dandhang Wacono ( Ki Ageng Papringan )
2. Hario Ronggolawe

3. Hario Sirolawe

4. Hario Siro Wenang

5. Hario Leno

6. Raden Ario Panular

7. Ario Jejo ( penganut islam pertama di Tuban )
8. R.T wilotikto

9. Kyai Ageng Ngrasehi

10. Kyai Ageng Gegilang

11. Kyai Ageng Boto Bang

12. Kyai Ageng Hario Balawet
13. Pangeran Sekar Tanjung
14. Pangeran Nggangsar


15. Pangeran Ario Damalat

16. Pangeran Lalawe

17. Pangeran Dalem

18. Pangeran Pojok ( srinan pojok )

19. Syeh Maulana Jogopati
20. Pangeran Sujoko Puro
21. Ario Balabar

22. Pangeran Sujono Puro ( putra bupati mojokerto )
23. Pangeran Joyonegoro
24. R. Ario Diningrat
25. R. Ario Dwipasono

26. Kyai Tumenggung Dwipasono ( Kyai reksonegoro )
27. Kyai Purwonegoro

28. Kyai Lueber

29. R. Suryo Diwijoyo ( R.T Tumenggung Suryo Negoro )
30. Citro Sumo ke 6
31. Kanjeng Pangeran Citro Sumo ke 7
32. R. Citro sumo ke 8
33. R. Citro ke 9
34. R.M.T Sumo Broto

35. R.A.A Kusuma Digdo

36. R.T Pringgowinoto

37. R.T Pringgodigdo ( kusuma diningrat )
38. R.M Kusuma Broto
39. Sudiman
40. R.H Mustain
41. R. Sundaru
42. R. Istomo
43. M. Widagdo
44. R. Suparmo
45. R.H Irchamni
46. H.M Masduki
47. Surati Nursam
48. Drs. Juaeri Martoprawiro
49. Drs. Syukur Utomo
50. Kol. H.Hindarto
51. Dra. Hj Haeny Relawati Rini Widiastuti Msi

7. TEMPAT WISATA DI KABUPATEN TUBAN

KRAWAK
Objek wisata yang satu ini tidak kalah dengan yang lain. Krawak adalah merupakan salah satu objek wisata yang berupa sungai dengan yang sangat jernih dengan sumber mata air yang begitu jernih dan yang bermunculan di bebatuan pinggir sungai. Jika anda kesana pasti tidak akan tahan untuk tidak bermandiria. Selain itu letaknya yang juga strategis yang terletak di tengah hutan jati. Disana anda dapat menikmati segarnya udara hutan Tuban dengan diiringi nyanyian burung yang berkicau dengan merdunya. Saya rasa objek wisata yang satu ini sangat cocok untuk dikunjungi terutama para kawula muda yang sedang menjalin asmara.

GUA PUTRI ASIH
Gua putri asal ini terletak di daerah Montong Kabupaten Tuban. Gua ini sangat indah sekali dan terletak ditengah hutan jati yang masih alami. Bila anda berkunjungi ke kota Tuban maka jangan sampai lupa untuk menginjak kaki di gua ini. Gua ini menyuguhkan panorama alami berupa gua dengan indahnya stalaktit dan stalakmit yang bermunculan dan bergelantungan di dinding gua. Yang paling indah dari gua ini adalah ada sebuah stalaktit dan stalakmit yang sangat besar yang menyerupai dengan selendang putri, makanya gua itu disebut dengan sebutan gua putri asih. Bila anda tertarik untuk berkunjung kesana maka anda bisa mengambil beberapa jalur alternatif yaitu bisa langsung dari kota Tuban menuju Singgahan dan gua tersebut terletak antara Montong dan Singgahan.

AIR PANAS PRATAAN
Berada di tengah hutan di daerah yang masuk di wilayah Kecamatan Parengan yaitu sekitar 5 km dari pusat Kecamatan Parengan. Kondisi sekitar sumber air panas masih sangat alami sekali yaitu berupa hutan-hutan yang masih alami dengan pepohonan yang rindang. Jarak pemandian air panas Prataan sekitar 45 km arah barat dari kota Tuban. Suhu air mencapai 56 derajat Celsius, dengan kadar belerang yang sangat tinggi dapat menyembuhkan beragam penyakit kulit seperti gatal-gatal dan lain-lain. Bila hendak berkunjung dapat melewati rute Tuban-Montong-Tanggulangin, sehingga dapat terhibur pemadangan alam berupa tegalam, sawah dan hutan jati. Selain itu juga dapat menempuh rute Tuban-Jatirogo-Parengan atau Tuban-Bojonegoro-Parengan.

BEKTI HARJO
Lokasi yang terletak sekitar 5 km dari kota Tuban ini mempunyai sumber mata air yang sangat jernih. Sehingga selain sebagai air minum juga dimanfaatkan sebagai lokasi pemandian dan arena berenang. Kolam renang Bektiharjo senantiasa bersih dilengkapi dengan papan loncat. Bagi pengunjung anak-anak juga terdapat kolam untuk anak yang agak dangkal. Penggantian air kolam dilakukan secara rutin dengan memompa sumber mata air yang ada tepat di sebelah kolam renang. Hal lain yang sangat berbeda dari kolam renang kebanyakan adalah adanya komunitas kera jinak di sekitar lokasi pemandian. Kera-kera ini tidak mengganggu, kecuali bagi pengunjung yang membawa makanan agar dijaga dengan baik. Karena sering kali kera-kera yang kelihatan sangat pendiam dapat bergerak dengan sangat cepat untuk mengambil kue atau makanan kecil yang sedang dipegang.

GOA NGERONG
Goa ngerong adalah suatu gua dan tempat wisata di Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur. Di tempat tersebut para pengunjung dapat melihat ribuan ikan sungai yang artinya sangat jernih. Biasanya para pengunjung memberikan biki kapuk randu ke dalam sungai agar ikan-ikan tersebut mengapung untuk berebut makanan. Karena airnya yang jernih, sebagian besar warga di sekitar tempat tersebut juga mnemanfatkannya sebagai tempat mandi dan mencuci.

AIR TERJUN NGLIRIP.
Tempat wisata air terjun “Nglirip” terletak di wilayah Kecamatan Singgahan, + 35 km arah barat daya dari kota Tuban. Untuk mencapai lokasi ini pengunjung yang tidak menggunakan mobil pribadi dapat menggunakan angkutan umum. Terdapat dua rute angkutan yaitu :
Rute Montong : yaitu naik angkutan umum dari terminal Tuban dengan jurusan Montong, yang kemudian dari dilanjutkan dengan naik kendaraan jurusan Jojogan. “Nglirip” terletak antara Montong-Jojongan, sehingga pengunjung dapat langsung melihatnya jika melewati rute ini.
Rute Singgahan : yaitu dari terminal Tuban naik bis jurusan Jatirogo, bis ini akan transit di terminal Kab. Bojonegoro yang kemudian dilanjutkan ke tujuan utama, Jatirogo. Jika pengunjung memilih rute ini, anda dapat turun di pertigaan “Warung Anjlok”- Jojogan. Dari sini, Nglirip hanya berjarak kurang dari satu kilo meter. Jika anda tidak malas anda dapat berjalan kaki sampai ke Nglirip, atau naik angkutan jurusan Montong.
Sesampainya disini anda akan mendapatkan pemandangan yang sangat menawan, dari pinggir jalan saja anda dapat melihat jatuhnya air dari tebing yang di atasnya terdapat jembatan kecil. Bagi anda yang ingin menyusuri aliran bawah air terjun harap berhati-hati, karena jalanan setapak akan sangat licin, terutama di musim hujan.
Yang tampak oleh mata jika berada di bawah ini terjun Nglirip adalah derasnya air yang jatuh dengan bebas dari ketinggian kurang lebih 25 m, satu hal lagi jika anda perhatikan dengan baik bahwa terdapat goa yang cukup besar di balik air terjun ini. Dahulu kala dipercayai sebgai tempat bersemedi bagi leluhur yang berilmu tinggi, ada juga yang mengatakan didalam goa ini dahulu terdapat seorang wanita yang menanti kekasihnya sampai sekarang, tentunya tinggal rohnya saja. Penduduk sekitar percaya bahwa sewaktu-waktu wanita ini akan keluar untuk berbelanja, tetapi orang tidak ada yang mengetahui wujud dari wanita ini.
Jika anda kearah timur dari lokasi air terjun, anda akan mendapatkan lokasi sumber air alam (kerawak) yang keluar dengan derasnya di tepian sungai. Sudah pasti anda ingin untuk bermandiria. Lokasi ini masih sangat alami, belum ada beangunan apapun, dan sekali lagi agar berhati-hati karena banjir dadakan dapat dating tiba-tiba terutama di musim hujan.

GOA AKBAR
Jika anda sedang mengunjungi kota Tuban, jangan sampai tak menjejakkan kaki ke Goa Akbar yang terletak di Ngaban, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, lebih kurang satu kilometer dari pusat kota Tuban. Berbeda dengan umumnya goa yang kerap menimbulkan kesan menyeramkan dan dihuni banyak kelelawar, goa yang berada di bawah Pasar Baru, pasar utama Tuban, tersebut dikembangkan sebagai obyek pariwisata yang menawarkan kesejukan, kenyamanan, dan keindahan tersendiri.
Tak hanya wisata goa yang dapat dinikmati di Tuban yang terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Goa”. Sebagai daerah pesisir, Tuban yang konon merupakan salah satu pintu masuk menuju Kerajaan Majapahit itu juga kaya akan peninggalan zaman lampau yang kini menjadi daerah tujuan wisata. Antara lain terdapat makam Sunan Bonang, Museum Kambang Putih, dan Kleteng Kwan Sing Bio, satu-satunya klenteng di Indonesia yang menggunakan kepiting sebagai simbol pada pintu gerbangnya, yang menjadi tempat wisata religius. Juga terdapat pemandian alam Betikharjo dan pemandian air hangat Peratan. Selain itu juga terdapat wisata air terjun dan pantai yang berpotensi menyedot pengunjung.
Disamping itu, Kabupaten Tuban juga memiliki potensi wisata kuliner dan kerajinan. Salah satu produk ungguan seni kerajinannya adalah batik Gedog yang sudah melanglang ke mancanegara.
Sentra industri di desa Margorejo Kecamatan Kerek sekitar 35 km kearah barat pusat kota, menawarkan satu bentuk wisata tersendiri. Sambil berburu batik gedog, pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan tenun khas Tuban yang didominasi motif burung dan bunga yang masih sangat tradisional. Mulai pembuatan benang dari kapas, penenunan, hingga pembatikan.
Dengan adanya promosi wisata ini diharapkan dapat menumbuhkan potensi minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tuban

PANTAI SOWAN
pantai yang indah ini terletak di kecamatan bancar,jika anda melewati jalur pantura maka anda akan melewati wana wisata ini. wisata yang dikelola oleh perum perhutani ini menawarkan keindahan alam laut jawa yang sejuk.tempat ini terkenal dikalangan remaja dengan sebutan TPK(tempat pelelangan kayu)namun diplesetkan dengan TEMPAT PACARAN KITA,karna tempat ini biasa dijadikan tempat kencan bagi muda mudi yang menjalin asmara, terutama di hari libur. anda juga akan disuguhkan pemandangan sunset yang tak kalah indahnya dengan pantai kuta ataupun sanur.